JAKARTA – Tertera dalam agenda pembangunan nasional jangka menengah pemerintah mencanangkan target peningkatan ekspor udang sebesar 250% pada tahun 2024. Sebagai komitmen para pelaku usaha dalam mendukung target tersebut, pemangku kepentingan industri udang dari hulu ke hilir membentuk Forum Udang Indonesia (FUI). Forum tersebut ditargetkan menjadi akselerator yang berperan strategis dalam menganalisa hambatan dan tantangan utama, serta merumuskan rekomendasi kebijakan prioritas untuk pengembangan industri udang yang berkelanjutan di Indonesia.
FUI diresmikan pada 1 Januari 2021 oleh para pemangku kepentingan dari berbagai asosiasi, instansi, dan pelaku rantai pasok, diantaranya Shrimp Club Indonesia (SCI), Gabungan Perusahaan Pakan dan Ternak (GPMT), Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Yayasan SustainAqua Indonesia (YSAI), serta akademisi.

Pada peresmian forum, Budhi Wibowo selaku Ketua FUI menyampaikan bahwa pada tahun 2019 volume ekspor udang Indonesia ada pada 207,000 ton atau senilai dengan 1.7 miliar dolar (USD), jika mengacu dengan target pemerintah maka target produksi pada tahun 2024 ialah 450,000 ton. Berdasarkan perhitungan dan analisa tim FUI target tersebut sangat mungkin dicapai dengan dua cara yakni meningkatkan value added ekspor udang seperti produk ready to cooked/ ready to eat, serta meningkatkan jumlah produksi udang itu sendiri.
Melihat dari sisi buyer, disampaikan oleh Budhi bahwa kesempatan untuk mengoptimalkan pasar Jepang dan Eropa masih besar, terutama untuk segmen produk value added. Di samping itu, negara pembeli lain seperti China, Rusia, Eropa Timur, Timur Tengah, merupakan pasar yang masih sangat potensial untuk dikembangkan melihat supply yang tersedia masih di bawah request yang diajukan.
Pada kesempatan itu juga, FUI menyampaikan enam rekomendasi prioritas untuk pengembangan industri udang nasional. Rekomendasi tersebut dapat di akses di sini.
No responses yet